Tentang Plastik

Plastik, apa itu plastik?. Plastik merupakan material yang secara kimia termasuk kedalam golongan polimer (memiliki rantai karbon yang sangat panjang). Secara ciri fisika material ini memiliki sifat tidak mudah mengendur (plastis). Material plastik ini dapat dibentuk atau diproses dengan perlakuan panas (Termoplastik) atau dibentuk dengan perlakuan reaksi kimia (Termoset). Sejarah plastik di muka bumi ini diawali oleh Alexander Parkes di London, Inggris pada tahun 1862. Plastik temuan Parkes disebut Parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa (Wikipedia). Seiring waktu, material plastik dikembangkan dari sisa pengolahan minyak bumi.

Material plastik berasal dari pengolahan gas etilen di pabrik petrokimia yang menghasilkan biji plastik murni .

Proses produksi barang plastik, dimulai dengan pelelehan biji plastik murni atau campuran dengan mesin extruder / injection. Pelehan dimulai dengan mengatu titik leleh tertentu pada mesin sesuai jenis plastik (misal untuk PE adalah sekitar 180 C). Material yang telah leleh lalu dicetak didalam cetakan (moulding). Plastik cair didalam cetakan didinginkan sehingga mengeras, plastik yang sudah mengeras dikeluarkan dari moulding.

Hampir semua barang yang ada di sekitar kita, mengandung material plastik. Plastik dianggap memiliki sifat material yang spesifik seperti ringan, tahan air dan murah jika diproduksi dalam jumlah masal. Sampai saat ini belum ada material lain yang dapat menggantikan sifat dari plastik. Saat ini setiap jenis plastik diberi kode dalam segitiga berupa angka untuk memudahkan proses daur ulang. Berikut jenis plastik dan kode daur ulangnya;

Dengan kode jenis plastik tersebut dapat membantu proses pemilihan saat akan didaur ulang, hal ini didasari karena setiap jenis plastik memiliki titik leleh yang berbeda beda. Perbedaan titik leleh setiap plastik menyebabkan pengaturan temperatur yang berbeda pada setiap mesin peleleh (Extruder/Injection), berikut adalah titik leleh untuk setiap jenis plastik;

Pengaruh temperatur yang terlalu rendah dari melting point suatu plastik pada saat proses produksi dengan mesin injection/extruder akan menyebabakan material tidak leleh dengan sempurna dan kerja mesin akan berat. Sementara temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan banyaknya asap serta material plastik tersebut akan bersifat regas karena terdekomposisi akibat panas berlebih.